Arsip Blog

Budidaya Bawang Merah

Penyiapan lahan

•         Lahan dibajak 2 kali dan digaru 1 kali.

•         Dibuat bedengan dengan lebar 1-1,5 m, tinggi 25-30 cm, panjang disesuai­kan dengan keadaan lahan. Antara bedengan dibuat saluran air dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm. Di sekeliling lahan dibuat saluran drainase dengan kedalaman 40 cm dan lebar 40 cm. Saluran drainase dapat   diperlebar  bila   curah hujan tinggi. Read the rest of this entry

Budidaya Tomat

Kebutuhan benih

•         300-500 g/ha.

Cara membuat benih sendiri

•         Pilih tomat yang sudah tua (berwarna merah), peram 3 hari dan tomat akan menjadi lunak, kemudian keluarkan bijinya.

•         Biji yang sudah berlendir selanjutnya difermentasikan selama 3 hari sehingga air dan lendir terpisah, kemudian cuci bersih.

•         Biji yang telah dijemur sekitar 3 hari setelah kering disimpan atau siap ditanam.

Persiapan bibit dan pembibitan:

•         Benih direndam dalam air hangat (50%) minimal 6 jam.

•         Benih ditanam disemaikan di tempat pembibitan atau langsung ditanam dalam pot pisang dengan ukuran 5 cm dan diameter 4 cm yang telah diisi media campuran tanah dan pupuk kandang. Di atasnya ditaburkan Curater untuk mencegah hama tanah.

•         Bibit siap dipindah ke lapangan sekitar 25 hari (telah berdaun 3-4 helai).

Penyiapan lahan

•         Tanah diolah sempurna, buat be­dengan lebar 100-120 m, tinggi minimal 20 cm.   Jarak antarbedengan

50 cm.

musim kemarau karena tanaman tidak mengalami stres.

Pemupukan

•         Takaran per hektar: 200 kg urea + 200 kg SP36 + 100 kg KCl

•         Waktu pemberian: urea dan KCl sebelum atau saat tanam dengan takaran setengahnya. Pupuk susulan (urea dan KCl) umur 25-30 hari setelah tanam. Pupuk SP36 sekaligus saat tanam.

Pemeliharaan

•         Tanaman tomat mudah rebah sehingga perlu dipasang lanjaran dengan tinggi tanaman sejauh 5 dan 15 cm pada pemupukan susulan.

•         Penyiangan dilakukan umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam.

•         Penyiraman dilakukan saat curah hujan sangat kurang.

•         Untuk mengendalikan ulat buah tomat digunakan insektisida Ambush, Meta-dor, dll. Sedangkan untuk penyakit layu jamur digunakan Dithane, Antracol dll dan untuk layu bakteri digunakan Agrept.

Penanaman

• Jarak tanam 50-60 x 40-50 cm. Untuk bibit dalam media pot pisang langsung ditanam tanpa dilepas daun pisangnya.  Cara ini lebih cocok pada

http://www.penyuluhthl.wordpress.com

http://www.klikpertanian.blogspot.com

Budidaya Kentang

Penyiapan lahan

•         Pengolahan tanah secara minimum yaitu dengan sekali pembajakan atau pencangkulan untuk menggemburkan tanah dan menimbun gulma.

Varietas

•         Varietas Bromo.

•         Kebutuhan benih 40 kg/ha.

Penanaman

•         Secara tugal dengan jarak tanam 40 x 20 cm (2-3 benih per lubang tanam).

Pemupukan dan penambahan ame-lioran

•         Urea 50 kg, SP36 75 kg, KCl 25 kg, pupuk kandang 250 kg dan Dolomit 2590 kg/ha.

•         Semua pupuk dan amelioran diaplikasikan pada saat tanam secara beralur (5-10 cm dari lubang tanam).

Pengendalian hama dan penyakit

•         Hama lalat bibit (Agromyza sp.) dilakukan pencegahan dengan meng­aplikasikan insektisida Karbofuran seperti Furadan 3G atau Curater 3G sebanyak 9 kg/ha.

•         Hama perusak daun (Lamprosema indicate, Plusia chalcites, Phaedonia inclusia) dan perusak polong (Etiella zinkenella) dikendalikan dengan insektisida cair seperti Cymbush 50 EC atau Matador 25 EC.

•         Penyakit yang perlu diwaspadai adalah penyakit layu bakteri dan dikendalikan secara preventif dengan penggunaan benih yang tidak terinfeksi.

Pengendalian gulma

•         Gulma dikendalikan dua kali secara manual, yaitu pada umur 21 dan 35 hari setelah tanam (HST) melalui kegiatan penyiangan dan pem-bumbunan.

Panen

•         Bila 95% polong telah berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, batang dan daun telah kering, serta kadar air biji pada kisaran 15-18%.

Pasca panen

•         Brangkasan yang telah dipanen segera dijemur yang selanjutnya dilakukan proses pembijian.

•         Biji dijemur dan dibersihkan hingga kadar airnya kurang dari 14%.

Sumber: http://www.penyuluhthl.wordpress.com

Budidaya Mentimun

I. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu Kami berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).
Read the rest of this entry

Budidaya Semangka

I. PENDAHULUAN

Semangka merupakan tanaman semusim, yang buahnya banyak digemari karena memberikan rasa segar terutama jika dimakan pada waktu cuaca panas. Penanaman semangka umumnya dilakukan di lahan sawah setelah padi dengan memanfaatkan air irigasi, namun tidak menutup kemungkinan bila dibudidayakan di lahan kering yang memiliki sumber air kecil pada musim kemarau dengan memanfaatkan teknologi tandon air/embung. Dengan pengelolaan air dari tandon air/embung memungkinkan diperoleh keuntungan yang lebih tinggi jika dimanfaatkan untuk berusahatani semangka dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung dan kacang tanah. Read the rest of this entry

Budidaya Melon

Waktu tanam

•         Akhir musim penghujan (Maret-April)

Benih

•         Varietas Sky Rocket; jumlah tanaman: 23.000-24.000 batang/ha; kebutuhan benih 500 g/ha; sistem perkecambahan dalam kain planel dan letakkan di tempat teduh; persemaian dalam kantong plastik ukuran 8×10 cm dan dinaungi; bibit pindah ke lapangan 15 hari setelah persemaian.

Pengolahan tanah

•         Dicangkul, digemburkan dan dibuat bedengan, setelah itu diberi kapur pada tanah masam dan dipasang mulsa plastik hitam perak serta diberi

ajir.

Jarak tanam

•         60 x 60 cm

Penyiraman

•         Dilakukan seperlunya, penyulaman paling lambat 7 hari setelah tanam.

Takaran pupuk

•         Pupuk kandang 10-20 t/ha, urea 150­225 kg/ha, SP36 250 kg/ha, KCl 200­250 kg/ha, pupuk kandang diberikan saat tanam, SP36 dan KCl sekaligus saat tanam, urea diberikan 2 kali, separuh saat tanam dan sisanya umur 30 hari setelah tanam.

Penyiangan

•         Penyiangan 2 minggu sekali, pemang­kasan cabang 1-9 dan 14 ke atas, jadi yang dipelihara cabang ke 10-13. dan di atas ketinggian tanaman 180 cm

titik tumbuhnya dipangkas, sisakan di bawahnya satu cabang kiri kanan dengan satu helai daun.

Perawatan buah

•         Awal tumbuhkan 2-3 buah/pohon setelah sebesar bola pingpong, tinggalkan satu buah. Ikat tangkai buah dengan menggunakan tali agar buah tidak menyentuh tanah.

Hama

•         Oteng-oteng dan ulat menggunakan Supracide atau Sevin.

•         Lalat buah: memasang perangkap dengan menggunakan Feromon Metyl Euganol.

Penyakit

•         Layu cendawan: potong daun dekat tanah, buang tanaman sakit, untuk pencegahan semprot dengan Dithane atau Antracol.

•         Layu bakteri: pencegahan dengan menggunakan Agrept Agrimysin.

•         Busuk buah: pencegahan meng­gunakan fungisida dan bakterisida seperti di atas.

•         Bercak batang: pencegahan disemprot dengan fungisida, pengendalian dengan mencabut tanaman yang sakit, serta melakukan pergiliran tanaman bukan keluarga Solanaceae.

Panen

•         Buah matang 90% ditandai tangkai buah retak dan tampak garis pemisah tangkai dengan buahnya membentuk cincin.

Sumber: http://www.penyuluhthl.wordpress.com

Budidaya Kobis

PENDAHULUAN
Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.
Untuk itu, Kami sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 – K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
Read the rest of this entry

Budidaya Terong

Selain enak, kandungan gizinyapun cukup tinggi dan lengkap. Karena itu terung cukup potensial bila dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis, sekaligus memberi sumbangan terhadap penganekaragaman bahan pangan bergizi bagi penduduk Irian Jaya.

Syarat Pertumbuhan

– Tanah

–       Sebaiknya tanam pada tanah lempung berpasir yang kaya akan bahan organik.

–       Berdrainase dan beraerase baik

–       Kemasaman tanah (pH): 6,8 – 7,3.

– Iklim

–       Tanam didataran rendah sampai ketinggian + 100 m d.p.l.

–       Suhu udara 22° – 30° c, cuaca panas dan iklim kering.

–       Mendapat sinar matahari langsung yang cukup.

Teknik Budidaya Anjuran

– Pembibitan

–      Pilih buah terung yang berasal dari potion induk yang sehat, dari varietas unggul dan telah matang potion.

–      Belah buah terpilih secara membujur, keluarkan bijinya lalu kering angin­kan selama beberapa waktu sampai kadar air + 12 %.

–      Masukan benih ke dalam botol berwarna, tutup lalu simpan di tempat kering dan teduh.

–      Bila akan menyemai, rendam benih dalam air dingin atau hangat selama 10 – 15 menit sambil menyeleksi benih yang kurang baik.

–      Bungkus benih dalam gulungan kain basah selama + 24 jam.

–      Sebarkan benih dalam persemaian.

–      Tempat pesemaian dibuat khusus, diberi naungan menghadap ke timur setinggi 100-150 cm disebelah timur dan 80-100 cm di sebelah barat. Tanah pesemaian telah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2 jarak antara barisan 10 – 15 cm.

–       Tutup benih dengan tanah tipis lalu tutup bedengan dengan karung goni basah, dan buka apabila benih telah berkecambah.

–       Pada umur 10 – 15 hari pindahkan bibit kedalam bumbung daun pisang.

–       Setelah bibit berumur 1 – 1 1/2 bulan atau berdaun empat helai pindahkan ke kebun.

–  Pengolahan Lahan

–       Sebaiknya tidak menggunakan lahan bekas pertanaman solanaceae. Olah tanah 14 – 30 hari sebelum tanam.

–       Bersihkan dari rumput, cangkul tanah 14 – 30 cm.

–       Haluskan tanah sambil membentuk bedengan selebar 100 – 120 cm dengan jarak antar bedengan 40 – 60 cm.

–       Sebarkan pupuk kandang sebanyak 15 -20 ton / ha, campur merata dengan tanah.

–  Penanaman

–       Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 60 cm.

–       Beri pupuk dasar pada lubang tanam dengan dosis campuran 300 kg ZA + 220 – 250 kg TSP. 200 kg KCL per ha. Setiap lubang tanam diberi 10 gram campuran pupuk tersebut.

–       Pilih bibit yang subur dan normal lalu tanam bibit, tekan sedikit tanah disekeliling batang.

–       Siram tanah secukupnya.

–  Pemeliharaan

1.             Pengairan.

–  Siramlah tanah sesuai kebutuhan dan keadaan. Jika perlu siramlah setiap hari terutama pada fase pertumbuhan   awal. Sebaiknya gunakan alat penyiram atau gembor.

2.             Penyulaman

–  Sulamlah tanah yang mati maksimal 15 hari setelah tanam.

3.             Pemasangan ajir.

–  Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak menganggu perakaran.

–  Tancapkan ajir setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang

tanaman.

4.             Penyiangan dan penggemburan

–     Siangi tanaman  bersamaan dengan  pemupukan susulan atau keadaan gulma.

–  Gemburkan tanah dengan hati-hati apabila tanah memadat.

5.             Pemangkasan (perempelan)

–  Patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting atau pisau tajam. Selain tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.

6.             Pemulsaan

–  Mulsa berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan suhu udara dan kelembaban tanah, mencegah atau menekan resiko serangan        penyakit busuk buah.

–  Seawal mungkin setelah tanam, tutuplah permukaan tanah dengan jerami padi setebal 3 – 5 cm

7.             Pemupukan susulan

–  Lakukan pemupukan susulan pada saat tanaman berumur 15 hst dan 60-75 st, sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman dengan cara larikan sejauh 20 -21 cm dari batang tanaman.

– Adapun jenis dan dosis pupuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Jenis Pupuk

No.

Pemupukan

Waktu

(hst)

ZA

KCL

1. 2.

Susulan I Susulan II

15.

60-75

150 150 150 150

8.      Pengendalian Hama dan Penyakit

–   Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan berimbang dan tumpangsari.

–   Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik, genetis dan lain-lainnya.

–   Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.

Sumber: http://www.penyuluhthl.wordpress.com

Budidaya Strawbery

PENDAHULUAN
Prospek agribisnis strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat.
Dengan semangat ramah lingkungan Kami berperan dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya strowberi ini.
Read the rest of this entry